METODE
PENGUKURAN TAHANAN JENIS TANAH
Adapun
pemilihan jenis-jenis metode pengujian yang sering dilakukan untuk mengukur
tahanan jenis tanah adalah:
1.
Susunan Wenner
Susunan
Metode Wenner dapat ditunjukkan seperti Gambar 1 dibawah ini :
Gambar
1. Susunan Wenner
Dalam
Metode Wenner, ke empat elektroda untuk masing-masing tes direnggangkan dengan
setiap pemasangan masing-masing berukuran sama secara berdekatan. Susunan
Wenner mempunyai dua perspektif pelaksanaan. Pada sisi negatifnya metode ini
membutuhkan kabel yang panjang, elektroda yang besar dan setiap jarak
renggangnya membutuhkan satu orang per elektroda untuk melengkapi penelitian
sesuai dengan waktu yang dibutuhkan. Dan juga karena ke empat elektroda yang
dipindahkan itu mudah terbaca dengan berbagai macam pengaruh.
Sedangkan
sisi positifnya susunan ini sangat cocok dan efisien untuk mengetahui
perbandingan tegangan yang masuk per unitnya dari arus yang mengalir. Pada
kondisi yang tidak baik seperti, tanah kering atau tanah padat membutuhkan
waktu yang lama untuk mengetahui kontak tahanan antara elektroda dengan tanah.
Tahanan Jenis Tanah dengan metode Wenner dapat dihitung dengan persamaan (1.1).
Persamaan
1.1
Dimana :
ρa= Tahanan Jenis Tanah [Ω.m]
ρa= Tahanan Jenis Tanah [Ω.m]
R = tahanan yang
terukur [Ω]
a = jarak antara
elektroda [m]
b = elektroda yang
tertanam [m]
2. Susunan Schlumberger
Susunan
Metode Schlumberger dapat ditunjukkan seperti Gambar 2 dan 3 di bawah ini :
Gambar
2. Susunan Schlumberger
Gambar
3. Susunan Schlumberger Balik
Pada
Gambar 2 untuk mengukur jarak pisah elektroda bagian luar adalah 4 atau 5 kali
dari jarak pisah elektroda bagian dalam. Berkurangnya jumlah elektroda bagian
dalam untuk mengetahui jarak pisah elektroda bagian luar juga berdampak pada
berkurangnya efek samping dalam hasil tes.
Untuk memperoleh hasil tes sesuai dengan waktu yang disediakan, itu
dapat diperoleh dengan cara menukar antara jarak pisah elektroda bagian dalam
dengan elektroda bagian luar dari susunan schlumberger seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 3, ketika ada masalah pada tahanan kontak. Selama tahanan kontak
dalam keadaan normal yang mengakibatkan elektroda arus lebih besar tegangannya
dari jarak pisah elektroda bagian dalam yang diubah itu, kedua-duanya dapat
digunakan sebagai elektroda arus dan konfigurasinya ini disebut susunan
schlumberger balik. Penggunaan metode schlumberger balik menambahkan tingkat
keamanan seseorang ketika dialirkan arus yang besar. Penampang kabel yang lebih
besar itu dibutuhkan jika aliran arusnya juga besar. Susunan schlumberger balik
mengurangi panjangnya kabel yang lebih besar dan sesuai dengan waktu yang
tersedia. Jarak pisah antara elektroda bagian luar adalah sejarak 10 meter dan
untuk elektroda bagian dalam adalah ½ dari elektroda bagian luar. Dalam hal
ini, jarak kerenggangan pada elektroda bagian luar harus lebih kecil.
Metode Schlumberger dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Dimana :
ρ= Tahanan Jenis Tanah [Ω.m]
R = Tahanan yang terukur [Ω]
c = Jarak antara elektroda
bagian luar dengan bagian dalam [m]
d = Jarak antara elektroda bagian
dalam [m]
b = elektroda yang
tertanam [m]
3. Metode Driven Rod
Metode Driven Rod (tiga pancangan) atau
Metode Fall Of Potential cocok digunakan dalam keadaan normal, seperti
garis transmisi pada sistem pembumian atau permasalahan dalam area, kesemuanya
ini disebabkan karena pemasangan yang dangkal, kondisi tanah, penempatan
pengukuran area dan tidak samanya jenis tanah pada dua lapisan tersebut. Metode
Driven Rod ditunjukkan seperti Gambar 4 di bawah ini:
Gambar
4. Metode Driven Rod
Metode Schlumberger dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Dimana :
R = Tahanan
pembumian elektroda batang [Ω]
ρ = Tahanan jenis tanah [Ω.m]
L = Panjang batang
yang tertanam [m]
a = Jari-jari elektroda
batang [m]Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar